Really Fine

reallyfine.jpg

Main Cast: Park Jimin (BTS), Eunjin (OC)

Other cast : Member BTS

.

.

.

Namaku Eunjin, lebih tepatnya Jung Eunjin. Aku adalah seorang warga Korea yang besar di negara lain yaitu Indonesia. Ayahku juga orang Korea, namun ibuku adalah orang Indonesia. Mereka berdua bercerai saat aku berumur 7 tahun, dan saat itu aku berada di kelas 1 SD. Meskipun mereka bercerai, mereka sama sekali tidak menyimpan kebencian satu sama lain, dan ayahku selalu mengirim uang setiap bulannya untukku dan ibuku. Ku kira mereka masih saling mencintai, entah apa yang membuat mereka berpisah. Aku tidak pernah menanyakannya sejak aku masuk SMP. Sebelum itu aku kerap bertanya tapi jawaban mereka selalu sama, yaitu karena mereka tidak ditakdirkan bersama lagi. Meski begitu, baik ayah atau pun ibuku selalu memberitahuku bahwa mereka masih saling menyayangi, mereka sangat mementingkan kebahagiaanku dan kakak laki-lakiku yang bersama ayah di Korea.

Umurku saat ini 20 tahun dan sedang menempuh pendidikan kuliahku di Korea. Aku tinggal bersama ayah dan kakakku. Meskipun keluarga disini termasuk keluarga yang berkecukupan, tapi aku ingin menjadi seseorang yang mandiri. Itulah kenapa aku bekerja paruh waktu di sebuah Restoran Ayam. Pagi hari aku akan pergi kuliah, dan sore hari aku akan bekerja hingga sekitar pukul 10 malam.

Ayahku sering menyuruhku untuk berhenti bekerja dan hanya fokus pada kuliahku tapi aku menolak. Aku senang karena bisa menghasilkan uang sendiri meski hanya untuk sekedar membeli sesuatu yang berguna untukku sendiri tanpa harus selalu meminta pada ayahku. Rasanya menyenangkan sekali karena bisa membeli sesuatu dengan uang hasil keringatmu sendiri bukan?

“Eunjin-ah!” panggil kakakku dari kamarnya

Ne oppa. Wae?” teriakku yang sedang asik menonton tv (Ya oppa, kenapa?)

“Bisakah kau ambilkan jus yang ada di kulkas?”

“HHH. Ne~” dengan malas aku mengambil jus di kulkas dan mengantarnya ke kamar kakakku

TOK..TOK..TOK

Cklek~

“Oppa sedang apa?” tanyaku sambil melirik kamar kakaku sekilas

“Tidak ada. Hanya main game sebentar.” cengiran terlihat di wajahnya, sambil mengambil jus dari tanganku

Aigoo~” Aku hanya geleng-geleng dan berlalu dari kamar kakakku, kembali ke ruang tengah dimana aku menonton tv (ya ampun~)

“Oh? Selesai??” ucapku terkejut saat melihat preview drama untuk episode minggu depan.

Hhh..jinjja. Dasar oppa itu!” ucapku kesal (Hhh..benar-benar.)

“Eunjin-ah!” panggil kakakku lagi

Aish.. Apa lagi oppa?!” ucapku geram (dasar..)

“Ini sudah jam 3.40 sore. Hanya memberitahu saja. Kau bilang hari ini berangkat kerja lebih awal.” ucapnya santai

OMO!! (YA AMPUN!!)

“Haish..jinjja. Aku lupa.”

Hari ini aku masuk kerja satu jam lebih awal karena akan ada acara makan bersama dari sebuah kantor untuk merayakan ulang tahun salah satu karyawannya. Jadi kami harus bersiap-siap lebih awal.

Aku pergi bekerja dengan jalan kaki karena jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku, hanya sekitar 10 menit jika aku berjalan kaki.

“15 menit lagi” gumamku. Aku berjalan dengan cepat.

Wough.. Wough.. Grrr~

Suara apa itu? batinku. Aku menoleh ke rumah di sampingku saat ini dan aku melihat sesuatu yang sedang menatapku dengan geram. Seekor anjing penjaga rumah. Aku berhenti beberapa detik lalu berjalan lagi dengan cepat.

Wough.. Wough.. Wough..

Ya ampun! Anjing itu mengejarku! Terpaksa aku harus lari. Pasti anjing itu mengira aku orang jahat karena berjalan sangat cepat tadi. Aishh.. Aku lari dengan sangat cepat sambil sesekali menengok ke belakang. Beberapa menit aku lari lalu ku tengok ke belakang, fiuhh- anjing itu sudah tidak mengejarku lagi. Ku lihat anjing itu berlari kembali ke rumahnya. Mungkin karena mendengar panggilan dari majikannya.

Hosh.. hosh.. Aku berhenti dari kegiatan lariku dan membungkuk memegangi kakiku yang terasa sangat lemas, sambil mengatur kembali nafasku yang ngos-ngosan. Aku memandangi anjing kecil itu berlari, lucu sekali. Tapi gara-gara dia aku harus berlari hingga nafasku tersengal-sengal begini. Menyebalkan.

Aku berbalik dan hendak melanjutkan perjalananku, tapi tiba-tiba…

BRUGH!!!

Omona!!” Aku merasakan sesuatu menabrakku. Tidak. Atau mungkin aku yang menabraknya dan membuat diriku sendiri jatuh terduduk. (ya ampun!!)

Saat aku mendongakkan kepalaku, ku lihat seorang namja sedang membungkuk berusaha membantuku berdiri. Namja itu memakai kaos berwarna putih dan celana hitam pendek selutut, mengenakan topi abu-abu dan masker. (namja = laki-laki)

“Aigoo.. maafkan aku noona. Aku tidak sengaja. Kau baik-baik saja?” tanyanya sambil membantuku berdiri

Ne, gwaenchanhayo..” ucapku tersenyum tipis (iya, tidak apa-apa..)

“Maaf karena terburu-buru jadi aku ceroboh begini.” ucapnya sambil menggaruk tengkuknya sendiri

Aniyo, gwaenchanhayo. jeongmal. Aku juga salah karena berdiri di tengah jalan begini.” ucapku sambil tersenyum canggung (tidak, tidak apa-apa. sungguh.)

“Baiklah kalau begitu aku pergi dulu. Aku sedang buru-buru. Sekali lagi maafkan aku. Annyeonghi gyeseyo~(selamat tinggal~)

“Ah ne, ne~ josimhaeyo..” ucapku sambil menatapnya (ya, ya, hati-hati..)

Namja itu berbalik dan kembali berjalan dengan sedikit cepat. Mungkin memang sedang ada urusan sang sangat penting. pikirku. Aku pun kembali melanjutkan perjalananku, aku hampir sampai. Hanya butuh waktu sekitar lima menit lagi.

Dalam perjalanan, aku memikirkan namja itu. Aku tidak melihat wajahnya, karena dia memakai masker. Sayang sekali, padahal matanya tadi sangat indah. Tapi kenapa sepertinya aku familiar dengan mata itu ya? Oh iya, dan juga suaranya. Seperti tidak asing, sepertinya aku sering sekali mendengar suara itu. Tapi siapa? Jika kami saling mengenal, pastinya dia akan mengenaliku kan tadi? Tapi sepertinya kami belum pernah bertemu. Ah sudahlah. Lupakan saja.

.

.

Wings’ Restaurant – 10.00 PM KST

Akhirnya selesai juga. Aku bisa pulang sekarang. Sungguh hari yang melelahkan. Aku harus berangkat lebih awal, aku di kejar anjing, dan ditabrak seseorang.

Aku berjalan pelan menuju rumahku. Ini sudah malam tapi jalanan masih ramai, mungkin karena ini malam minggu. Aku pergi mampir ke minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan. Saat aku sedang sibuk memilih beberapa jajanan, seseorang memanggilku.

“Oh? noona?” panggil orang itu. Akupun menoleh ke arahnya

“Kau bukannya yang tadi sore ku tabrak itu ya?” tanyanya

Aku memperhatikan orang itu dan mengingat kembali kejadian tadi sore.

“Ah iya. Kau? Kau yang menabrakku tadi ya?” tanyaku dengan jari telunjuk yang menunjuk padanya

“Iya. Kita bertemu lagi rupanya. Hehe.” ucapnya

Geunde, ireumi mwohaeyo?” lanjutnya. (ngomong-ngomong, siapa namamu?)

Eunjin-ieyo.. Kalau kau?” Ucapku tersenyum. (namaku Eunjin)

Namja itu menurunkan maskernya.

.

.

TO BE CONTINUED

Tunggu kelanjutannya ya.. ^^

Tinggalkan komentar